Cerpen :
Oleh : Rustian al ansori TINCE Malam semakin larut. Suara dengkur laki – laki itu semakin nyaring. ” Ia memang tampan, ” batinnya, kepada laki – laki yang hampir menginjak usia 50 tahun itu yang sedang pulas tertidur. Sudah 16 tahun perkawinan, namun Tince masih belum yakin laki – laki yang sedang pulas tidur itu mencintainya. Berjuta pertanyaan dalam batinnya, penuh keraguan terhadap ketulusan cinta Ajew yang telah memberikannya tiga orang anak. Ketakutan akan karma dari masa lalu ibunya juga menikah dengan ayahnya dalam status masih suami perempuan lain. ”Apakah peristiwa serupa juga akan menimpa diriku?” Tanya Tince kepada dirinya sendiri. Perenungan selalu dilakukan setiap malam saat suami dan anak – anaknya terlelap tidur. Ia merasa wajahnya tidaklah cantik. Tidak setara dengan wajah suaminya yang tampan. Tubuh Tince, agak bulat berisi serta gurat wajah yang keras seperti kelaki – lakian. ” Suamiku menikah dengan ku karena status sosial, karena bapakku pe