Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 25, 2014

Cerpen :

Oleh : Rustian al ansori TINCE Malam semakin larut. Suara dengkur laki – laki itu semakin nyaring. ” Ia memang tampan, ” batinnya, kepada laki – laki yang hampir menginjak usia 50 tahun itu yang sedang pulas tertidur. Sudah 16 tahun perkawinan, namun Tince masih belum yakin laki – laki yang sedang pulas tidur itu mencintainya. Berjuta pertanyaan dalam batinnya, penuh keraguan terhadap ketulusan cinta Ajew yang telah memberikannya tiga orang anak. Ketakutan akan karma dari masa lalu ibunya juga menikah dengan ayahnya dalam status masih suami perempuan lain. ”Apakah peristiwa serupa juga akan menimpa diriku?” Tanya Tince kepada dirinya sendiri. Perenungan selalu dilakukan setiap malam saat suami dan anak – anaknya terlelap tidur. Ia merasa wajahnya tidaklah cantik. Tidak setara dengan wajah suaminya yang tampan. Tubuh Tince, agak bulat berisi serta gurat wajah yang keras seperti kelaki – lakian. ” Suamiku menikah dengan ku karena status sosial, karena bapakku pe

Puisi : Rustian Al Ansori

SAYA Saya banyak tahu, sehingga saya dibilang orang berbahaya Saya puluhan tahun bersikap netral, namun sekarang saya temukan netral bermakna lain Saya semakin tidak mengerti, melihat orang orang bertingkahlaku aneh. Sehingga saya harus jujur, beginilah saya apa adanya maka itu jujur kadang menyakitkan Saya heran, orang orang mengenakan topeng dengan satu karakter Sudah lah! Sungailiat 30 April 2013

Puisi : Rustian al ansori

MELEPAS RAMADHAN Pergi meninggalkan Ramadhan dengan duka yang tak terjawab Entahlah akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun mendatang Hidup ini tak dapat ditebak, semuanya misteri Langkah yang sepertinya tidak berunjung Tak pernah pula dihitung kapan akan terhenti Ramadhan berhenti tapi ada janji akan datang tahun depan. Ramadhan kali banyak duka berserakan Banyak yang pergi abadi dengan mimpi - mimpi yang belum berakhir Cobaan itu datang, musibah hanya cubit Jangan jadikan duka tanpa akhir Bangkitlah setelah Ramadhan Nyanian yang sudah dilantunkandalam bait yang kosong Tanpa makna, namun penuh dengan janji yang harus dibayar Pilu jangan sampai jandi hantu, ia hanyalah sekelebat takut Selamat tinggal, jalan akan terus dilalui dalam hitung - hitungan waktu Waktu yang suatu saat, menghentikan jarum tua Kemudian patah dan berkarat Ramadhan setiap tahun membekas Semoga dapat berjumpa dalam energi yang sama Kekuatan ingin dekat dengan Mu Ya Rob Sungailiat, 14 A

Puisi : Rustian al ansori

TOPENG Topeng yangg dikenakan retak, prek! Meretakkan wajah mereka yang mengenakan, sakitnya sangat perih. Seperih daging yang terbelah ditetesi jeruk nipih, adau! Jangan coba - coba bersembunyi degan kepalsuan maka kehancuran akan datang ketika tersibak Sepandai pandai tupai melompat, akan bertemu dahan yang rapuh. Selincah - lincah gadis menari, akan tak elok ketika musik bernada sumbang.  Kesombongan itu akan tercabik cabik. Ah! Sungailiat, Akhir April 2013