Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 31, 2016

PUISI EKO MAULANA ALI BAGIAN DARI PERJALANAN SASTRA DI BABEL

Gambar
Eko Maulana Ali tidak terlepas dari sejarah perjalanan perkembangan sastra di Bangka Belitung. Karya - karyanya baik yang sudah dibukukan mau belum dibukukan menunjukkan kuatnya karya tersebut yang tidak dapat dipisahkan dalam perjalanan hidupnya baik sebagai tentara, hingga menjadi bupati Bangka dan Gubernur Bangka Belitung. " Baca puisi karya pak Eko, baik beliau masih hidup hingga sekarang sudah meninggal dunia, akan selalu menjadi karya yang tidak lepas dari perjalanan sastra di Bangka Belitung, " ungkap Heru Sudrajad, pimpinan rumah puisi Bunda, Sabtu (30/1) malam di pelataran Gedung DPRD kabupaten Bangka di Sungailiat. Karya pak Eko diantaranya Gurindam Abad 21, sejumlah puisi lainnya dan sejumlah lagu. Menurut Heru, dalam pembacaan puisi digelar tokoh yang selalu setia hadir baik ketika pak Eko masih hidup maupun sudah meninggal dunia yakni M. Nasir Hasan. Mantan pejabat di Pemkab Bangka dan Bangka Tengah ini selalu membawakan karyanya sendiri.

BUPATI DIWAKILI ASISTEN BACA PUISI MENGENANG PAK EKO

Gambar
Tidak terasa sewindu aku disini Bersama riak pasang surut dan gelombang Kadang terasa begitu sejuk dan dingin Kadang terasa menyengat dan perih Demikian sepenggal bait puisi Sewindu Aku Disini karya Eko Maulana Ali dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs. Arman yang mewakili Bupati Bangka Sabtu (30/1) malam di pelataran Gedung DPRD Kabupaten Bangka. Dengan penuh penjiwaan Arman mebacakan bait demi bait puisi yang cukup panjang itu. ” Banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan dengan almarhum pak Eko, ” ujar Arman, usai membacakan puisi. Eko Maulana Ali yang dua priode terpilih sebagai Bupati Bangka menyimpan banyak kenangan bagi para pejabat di likungan pemerintah kabupaten Bangka. Juga dirasakan oleh Kemas Arfani, kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka. Kesempatan itu Kemas membacakan puisi berjudul Mangrov karya Eko Maulana Ali. Mendengarkan ungkapan sahabat – sahabat pak Eko, Hj. Nurhari Astuti, istri yang mendampingi Eko Maulana