CERPEN :
Oleh : Rustian al ansori BONCEL Sandiwara! Telah berakhir. Lakon yang dimainkan berakhir dengan sia – sia. ”Penjilat,” itu gelar yang didapatnya setelah rekayasa yang dimainkannya. Namun tidak dapat dibuktikan. ”Fitnah!” kata – kata itu dilontarkan banyak orang. Senjata makan tuan. Rekayasa itu yang dibuatnya hanya untuk membuat senang atasannya. Dengan harapan dapat perlindungan dari si Bos yang terkenal arogan. Kenyataannya sekarang, peluang – peluang dapat mecari keuntungan untuk menutupi segala utangnya sirna. Benar – benar tidak ada lagi kesempatan. ” Segeralah dia hengkang dari sini! ” pekik batin Boncel. Boncel sesekali mengusap – usap dadanya yang terasa nyeri. Sepertinya penyakit jantungnya, setiap detik akan merengut nyawanya. Mati! Boncel belum siap karena dosanya terlalu besar. Kesukaannya berjudi dahulu, saat ini membuat keluarganya menderita. Sulit untuk membeli lauk – pauk buat makan. Apa lagi untuk membeli obat peny