Menuju Minahasa

Perjalanan hari berikutnya, menuju kabupaten Minahasa. Jarak tempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Kota Manado. Minahasa adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, terletak diujung utara Pulau Sulawesi. Ibukota Kabupaten Minahasa adalah Tondano, berjarak sekitar 35 km dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Jika dilihat dari letak geografis, Kabupaten Minahasa terletak pada 1o22’44’’LU/124o 33’ 52’’BT - 1o 01’ 11’’LU /124o 54’ 45’’BT ke 125o 04’ 21’’BT/1o 20’ 25’’ LU. Luas Kabupaten Minahasa adalah 1.641,27 km2 yang terdiri dari luas daratan adalah 1.094,88km2 dan luas perairan danau 46,54 km2 serta laut sebesar 599,85 km2. Kabupaten Minahasa terdiri atas 22 kecamatan, dimana kecamatan terluas adalah Kecamatan Tombariri (158,52 km2). Sebagai daerah beriklim tropis, Minahasa hanya mengenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Jalan yang dilalui menuju Tondano, kabupaten Minahasa untuk menyaksikan upacara pembukaan PORNAS KORPRI XIII di Stadion Mahesa melalui jalan yang menanjak mirip jalan menunju kawasan Pucak, Jawa Barat. Sepanjang jalan di perbukitan tersebut udaranya dingin dan menyejukkan. Beberapa warung kami temui di sepanjang perjalanan. Termasuk diantaranya menunjukkan adanya kawasan pemakaman pahlawan nasional Tuanku Imam bonjol. Tuanku Imam Bonjol pada masa penjajahan ditangkap lalu dibuang di Cianjur, sempat juga dibuang ke Ambon dan terakhir diasingkan di Minahasa. Dan di wilayah kabupaten Minhasa ini, Tuanku Imam Bonjol wafat 8 November 1864 dan dimakamkan di kawasan pegunungan yang kami lalui. Mobil yang membawa kami terus melaju melalui jalan menanjak. Udara yang dingin, paling tepat mencari minuman yang bisa menghangatkan tubuh. Pilihan tertuju kepada warung Pemandangan. Warung yang berada di puncak Tinoo sudah dikelola keluarga Poloan Londo selama 4 generasi. Sambil menyeruput kopi hangat, dari warung Pemandangan dapat melihat lepas dari dataran tinggi itu yakni gunung Manado Tua yang diselimuti kabut. Sesekali angin dingin berhembus menerpa wajah di pagi hari di Puncak Tinoo, yang termasuk wilayah kota Tomohon. Jalan pun menurun, kawasan desa yang dilalui tampak warga setempat menjual anyaman dari bambu merupakan kerajinan khas setempat dan tanaman hias di tepi jalam yang dilalui. Perjalanan kami lanjutkan ke danau Tondano. Kembali harus bertanya mencari arah jalan menuju danau dengan petugas dari dinas perhubungan setempat yang sedang bertugas di persimpangan jalan Tondano. Jalan memasuki kota di sejumlah persimpangan ditempatkan polisi dan petugas dari dinas perhubungan. Kamipun mendapatkan arah jalan menuju danau Tondano. Sepanjang jalan beraspal mengitari tepian danau yang luas itu. Di tepi danau tampak kerambah – kerambah ikan, yang dikelolola nelayan setempat. Danau ini merupakan danau penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, pior/kabos, payangka wiko (udang kecil), nikesepat siang(arwana), tawes, pongkor, bontayan, obster hitam, guramekupu-kupu,karper. Danau Tondano adalah danau terluas di Provinsi Sulawesi Utara. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau ini dilingkari dengan jalan provinsi dan menghubungkan kota Tondano, Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken dan Kecamatan Tondano Selatan. Di lokasi danau Tondano, terdapat kawasan yang sudah di tata untuk wisatawan diantaranya tempat penginapan dan tempat bermain anak – anak. Kami hanya beberapa saat saja di lokasi ini. Setelah mengambil gambar serta melihat nelayan dengan perahunya yang sedang menangkap ikan di danau Tondano, kami meluncur menuju kota. Hari sudah merangkak siang, kami bergegas segera meninggalkan danau Tondano melaju ke arah stadion Mahesa tempat pembukaan PORNAS KORPRI XIII. Namun sebelumnya kami harus mencari masjid untuk menunaikan solat zuhur. Informasi yang kami dapat dari polisi lalulintas yang bertugas mengatur kendaraan yang semakin ramai karena ribuan anggota kontingen dari seluruh Indonesia sudah mulai memasuki kota untuk mengikuti upacara pembukaan PORNAS KORPRI, yakni masjid terdekat ada di kampung Jawa. Masjid berarsitektur bangunan di Jawa ini kami temukan dan disinilah kami menunaikan sholat zuhur yaitu di masjid Al Falah Kyai Mojo kabupaten Minahasa, yang berlokasi di kelurahan Kampung Jawa. Dari namanya tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan yang berjuang bersama Pangeran Diponegoro. Kiyai Maja adalah penasehat Pangeran Diponegoro. Beliau wafat dalam pembuangan di Minahasa pada tanggal 20 Desember 1849 setelah sebelumnya ditangkap Belanda melalui muslihat licik penjajah. Keturunan Kiyai Maja menempati kampung Jawa, yang mayoritas warganya pemeluk Islam. Jalan – jalan di kampung Jawa masih terdapat kendaraan angkutan yang di tarik kuda disebut masyarakat setempat dengan bendi. Mobil yang kami tumpangi menuju stadion Mahesa,. Disekitar stadion sudah berkumpul utusan kontingen dari seluruh Indonesia dan utusan kontingen dari Kementerian yang akan melakukan devile kontingen dalam pembukaan PORNAS KORPRI XIII. Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar membuka PORNAS KORPRI XIII dengan meriah. Atraksi marching band IPDN, senam masal dan tarian masal. Demikian pula dengan kontingen Bangka Belitung yang berada di urutan ke empat devile setelah Provinsi Aceh, Bali dan Banten. Di depan barisan kotingen Bangka Belitung dua atlet mengenakan pakaian adat Bangka Belitung, yang dikenakan Luthfi dari cabang Catur dan Netania Horindah dari cabang Tenis. Upacara pembukaan berlangsung dari sore hingga malam hari. Kami meninggalkan kabupaten Minahasa pada malam hari menuju Manado. Kami pun mencari tempat makan malam, kali pilihan di tepi pantai Sario. Warung makan berjejer di kawasan pantai. Aneka makanan laut tersedia. Paling aman mencari makanan halal yakni ikan bakar. Namun masih terdapat juga warung makanan yang tidak halal, dapat diketahui dari informasi yang terpasang di muka warung (Rustian)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUNJUNGI KAMPUNG ARAB MANADO

BELINYU BAKAL MEMILIKI 4 KELURAHAN BARU