PERJALANAN KE MANADO :

Pertama kalinya menginjakkan kaki di kota Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini. Lewat tengah malam pukul 00.10 WITA, tiba di bandara Internasional Sam Ratulangi. Kami tiba di bandara dini hari itu, sudah menunggu mobil jemputan. Perjalanan panjang dari Pangkalpinang ke Manado memakan waktu sekitar 4 jam, cukup melalahan. Setelah menempuh perjalanan 30 menit dari bandara ke hotel tempat menginap, sisa waktu istirahat dimanfaatkan sebaik mungkin hingga beberapa jam menjelang pagi dapat memejamkan mata. Mendapat tempat penginapam hotel yang sederhana di kawasan Jl. Walanda Maramis, Manado harus disyukuri, mengingat banyak hotel sudah terisi. Hotel sudah diboking kontingen dari seluruh Indonsi jauh – jauh haria, karena bersamaan dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PORNAS) KORPRI XIII dari 20 hingga 29 November 2013. Kedatangan di Manado juga bersama - sama dengan Sekretaris KORPRI Kabupaten Bangka Hj Ernawati, Ketua BAPOR KORPRI Kabupaten Bangka Arman dan tim medis dr. M. Fauzan untuk mendapingi atlet KORPRI Kabupaten Bangka yang bertanding mewakili Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di PORNAS KORPRI XIII. Hari pertama di Manado langsung disibukkan menyaksikan pertandingan para atlet. Sasaran pertama perjalanan kami yakni Kantor Gubernur Sulawesi Utara, untuk mendapatkan informasi venues PORNAS KORPRI. Beberapa kali mobil yang dikemudi dr. M. Fauzan salah arah jalan menuju lapangan Tenis KONI. Selain ke lapangan tenis juga menuju venues lainnya. Kami pun menemukan Gedung Olahraga ( GOR ) Arie Lasut sebagai tempat pertandingan cabang Bulutangkis. GOR ini diresmikan tahun 1999 mengambil nama pahlawan Nasional Arie Frederick Lasut adalah, seorang intelektual yang melawan penjajah dengan gagah berani dan tewas mengenaskan setelah disiksa dan ditembak dengan keji oleh tentara Belanda. Beliau memilih mati sebagai anak muda bangsa Indonesia yang mempunyai harga diri dan kehormatan dari pada hidup mewah dan nyaman sebagai pengkhianat bangsa. Namun GOR Arie Lasut tampak tidak terurus, beberapa sudut GOR kotor. Menuju Minahasa Perjalanan hari berikutnya, menuju kabupaten Minahasa. Jarak tempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Kota Manado.Jalan yang dilalui menuju Tondano, kabupaten Minahasa untuk menyaksikan upacara pembukaan PORNAS KORPRI XIII di Stadion Mahesa melalui jalan yang menanjak mirip jalan menunju kawasan Pucak, Jawa Barat. Perjalanan kami lanjutkan ke danau Tondano. Danau Tondano adalah danau terluas di Provinsi Sulawesi Utara. Hari sudah merangkak siang, kami bergegas segera meninggalkan danau Tondano melaju ke arah stadion Mahesa tempat pembukaan PORNAS KORPRI XIII. Namun sebelumnya kami harus mencari masjid untuk menunaikan solat zuhur. Informasi yang kami dapat dari polisi lalulintas yang bertugas mengatur kendaraan yang semakin ramai karena ribuan anggota kontingen dari seluruh Indonesia sudah mulai memasuki kota untuk mengikuti upacara pembukaan PORNAS KORPRI, yakni masjid terdekat ada di kampung Jawa. Masjid berarsitektur bangunan di Jawa ini kami temukan dan disinilah kami menunaikan sholat zuhur yaitu di masjid Al Falah Kyai Mojo kabupaten Minahasa, yang berlokasi di kelurahan Kampung Jawa. Dari namanya tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan yang berjuang bersama Pangeran Diponegoro. Kiyai Maja adalah penasehat Pangeran Diponegoro. Beliau wafat dalam pembuangan di Minahasa pada tanggal 20 Desember 1849 setelah sebelumnya ditangkap Belanda melalui muslihat licik penjajah. Keturunan Kiyai Maja menempati kampung Jawa, yang mayoritas warganya pemeluk Islam. Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar membuka PORNAS KORPRI XIII dengan meriah. Atraksi marching band IPDN, senam masal dan tarian masal. Demikian pula dengan kontingen Bangka Belitung yang berada di urutan ke empat devile setelah Provinsi Aceh, Bali dan Banten. Di depan barisan kotingen Bangka Belitung dua atlet mengenakan pakaian adat Bangka Belitung, yang dikenakan Luthfi dari cabang Catur dan Netania Horindah dari cabang Tenis. Upacara pembukaan berlangsung dari sore hingga malam hari. Kami meninggalkan kabupaten Minahasa pada malam hari menuju Manado. Kami pun mencari tempat makan malam, kali pilihan di tepi pantai Sario. Warung makan berjejer di kawasan pantai. Aneka makanan laut tersedia. Paling aman mencari makanan halal yakni ikan bakar. Namun masih terdapat juga warung makanan yang tidak halal, dapat diketahui dari informasi yang terpasang di muka warung. Bunaken Waktu yang tersedia saat berada di Manado di manfaatkan sebaik mungkin untuk menikmati makanan khas Manado dan keindahan alamnya.. Jarak antara Kota Manado dengan Bunaken sekitar 7 mil (dari pelabuhan Manado) dan dapat dicapai sekitar 50 menit dengan menggunakan perahu motor bermesin ganda yang tersedia di pelabuhan Calaca Manado atau hanya sekitar 35 menit jika anda menggunakan kapal cepat (speed boat). Menyusul tiba di Manado Plt Sekda Bangka Asmawi Ali yang bergabung dengan kami menuju Pulau Bunaken. Hari masih pagi, cuaca mendung menyelimuti kawasan pelabuhan. Kami berlima menyewa perahu motor di pos yang tersedia. Sewa perahu menuju Bunaken Rp. 850.000,-. Kami mengambil waktu lebih pagi untuk menghindari cuaca buruk. Harga tersebut dapat ditekan hingga Rp. 600.000,- bila memesan langsung ke pemilik kapal, tidak melalui petugas dari perkumpulan pemilik kapal transportasi tujuan Bunaken. Terdapat 5 pulau yang termasuk dalam taman nasional Bunaken yaitu Pulau Naen, Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, dan Pulau Mantehage beserta anak pulau yang di sekelilingnya dengan jumlah penduduk yang ada di kelima pulau tersebut sekitar 21.000 orang. Perjalanan menuju Pulau Bunaken kami juga menemukan Gunung Manado Tua, yang menjulang tinggi. Menyelam, itulah tujuan ke pulau Bunaken. Asmawi Ali, Arman dan dr. M. Fauzan berencana akan menyelam laut Bunaken. Bunaken memiliki beragam kehidupan bawah laut, hal ini dikarenakan taman laut bunaken berada di segitiga emas terumbu karang dunia yang tersebar dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste dan kepulauan Solomon. Puluhan jenis terumbu karang dan ribuan spesies ikan hidup di salah satu taman laut terindah didunia dengan 75.265 hektare. Sebagian besar wilayah pantai di Bunaken terdiri dari hutan bakau dan pasir putih. Taman laut bunaken memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Kawasan yang diresmikan pada tahun 1991 sebagai taman laut nasional juga menawarkan keindahan lain yaitu adanya underwater great walls atau dinding karang raksasa, yang berdiri melengkung keatas. “ Di sini juga terdapat kawasan tempat tinggal penyu, dan ikan yang berada di perairan Bunaken dilarang ditangkap, “ ujar Aluk. Sekitar satu jam penyelaman pun slesai dilakukan. Pak Arman tiba di tepi pantai berulang kali memuji keindahan bawa laut pulau Bunake. Ikan yang ada di bawa laut dengan aneka warna begitu jinaknya dengan para penyelam, sehingga para penyelam dapat memberi makan ikan dengan biskuit. ” Indah luar biasa, ” cetus Arman. Sebelum meninggalkan Bunaken tidak lupa membeli sovenir dan kaos bertuliskan Bunaken, serta kerajinan tangan setempat seperti gelang terbuat dari batu dan kerajinan lainnya. Sebelum perahu motor yang dikemudi pak Aluk membawa kami kembali ke Manado, perut harus diisi. Makan siang dulu, dengan lauk ikan bakar, serta sambal khas Manado Dabu – Dabu.(Rus)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGUNJUNGI KAMPUNG ARAB MANADO

BELINYU BAKAL MEMILIKI 4 KELURAHAN BARU